Langsung ke konten utama

Titip Salam Rindu

Titip Salam  Rindu

karya Deby Ulfa Zakaria


Rindu ini lebih kuat dari bendungan
Ingin rasanya ku melangkah ke rumahmu
Dan mengetuk pintu rumahmu
Bila kau tak mengizinkan
Melewati jalan dan melihat rumahmu dari jauh cukup bagiku

Bagaikan semen, kerikil, pasir dan tanah yang telah di aduk
Susah senang telah kita lalui
Bahkan waterpass dan theodolit pun tak mampu mengakur sejauh apa

Cintaku tak seperti gedung yang suatu saat akan roboh
tak seperti menara yang suatu saat akan ambruk
Tak seperti jalan layang yang suatu saat akan putus
Tak seperti hasil tambang yang suatu saat akan habis
Tapi percayalah cintaku seperti suara yang selalu ada

Sekarang...
Biarkan jembatan yang memisahkan kita
Biarkan cinta kita mengalir seperti air di irigasi
Biarkan cinta kita tersimpan air di waduk
Biarkan takdir yang berkehendak dimana pelabuhan terakhir kita


LIKE fanpage IRMAS Channel

Komentar

Posting Komentar

Terima kasih atas komentar anda

Postingan populer dari blog ini

Menuju Alam Mimpi

Menuju Alam Mimpi karya Meliza Rahmi Putri Ku berjalan diatas jembatan layang yang kokoh Menuju terowongan mimpi Sembari ku injak tanah, pasir, kerikil Untuk memastikan apakah mimpi itu sudah  dekat Terlintas dibenakku Mimpi itu seperti gedung-gedung mewah di mana di dalamnya ada rumah mimpi, pintu mimpi, Jendela mimpi, serta irigasi dan pelabuhan mimpi Sebenarnya apa mimpi itu?? Seperti apa masa depan itu?? Apakah seperti waterpass?? Alat pengukur kestabilan alam nyata menuju alam mimpi Atau seperti theodolit?? Alat yang berfungsi untuk mengukur mimpi Semen! jangan kau plaster pikiranku dengan debumu, Tambang! Bisakah kau tunjukkan dimana mimpi itu berada?? Andai saja aku bisa menaiki menara itu, Menuju alam mimpiku Tapi apalah daya Aku sedang terperangkap dalam waduk tubuhku LIKE fanpage  IRMAS Channel