Langsung ke konten utama

Kisah Sahabat Nabi Sawad Bin Ghaziyyah Ra


Kisah Sawad Bin Ghaziyyah RA

Sawad bin Ghaziyyah RA adalah salah seorang Ahlul Badar, dan termasuk dari sedikit sahabat yang menemui syahidnya di medan Perang Badar itu. pada hari berlangsungnya pertempuran ketika sedang persiapan pasukan, Nabi SAW mengatur barisan dan meluruskannya, seperti ketika meluruskan shaf-shaf shalat. Saat tiba di tempat Sawad, beliau melihat agar posisinya agar bergeser, tidak lurus dengan anggota pasukan lainnya. beliau memukul perut Sawad dengan anak panah sambil bersabda, "Luruskan barisanmu, wahai Sawad...!!!"

Tetapi tanpa diduga oleh siapapun, tiba-tiba Sawad berkata, "Wahai Rasulullah, engkau telah menyakitiku, maka berilah kesempatan kepadaku untuk membalasmu (meng-qhinashmu)...!!!"

Para sahabat terkejut, dan sebagian besar marah dengan ucapan Sawad ini, apalagi Umar bin Khatthab. Nabi SAW sendiri sebenarnya terkejut dengan sikapnya itu, tetapi beliau menenangkan mereka. Sambil menyerahkan anak panah yang dipakai memukul, beliau bersabda, "Kalau begitu, balaslah wahai Sawad...!!!"

Sambil menerima anak panah dari tangan Nabi SAW, Sawad berkata, "Wahai Rasulullah, engkau memukulku diperut yang tidak tertutup kain,karena itu hendaklah engkau singkapkan baju engkau..!!!"
Para sahabat makin marah dengan sikap dan kemauan Sawad yang tidak sepatutnya ini. Tetapi Nabi SAW tetap menenangkan mereka dan memenuhi permintaan Sawad. Setelah menyingkapkan baju beliau, Sawad segera melemparkan anak panah tersebut dan memeluk perut Nabi SAW dengan erat sambil menangis bahagia, sekaligus meminta maaf kepada beliau. Sekali lagi Nabi SAW dibuat terkejut dengan tindakan Sawad yang tidak tersangka-sangka ini. Beliau bersabda, "Apa-apaan engkau ini, Sawad..?!"
Sawad berkat,"Inilah yang kuinginkan, ya Rasulullah, telah lama aku berharap kulitku yang hina ini  bisa bersentuhan dengan kulit engkau yang mulia, dan aku bersyukur bisa melakukannya, semoga ini menjadi saat-saat terakhir dalam hidupku bersama engkau.."

Nabi SAW tersenyum mendengar jawaban Sawad ini, karena apa yang dilakukannya adalah ekspresi kecintaannya kepada Nabi SAW. Segara saja beliau mendoakan kebaikan dan ampunan bagi Sawad.

Ketika pertempuran mulai berkobar, Sawad segera menghambur kebarisan kaum musyrikin yang jumlahnya jauh lebih besar, yakni lebih dari tiga kali lipat banyaknya dari pasukan muslimin. Dengan semangat jihad yang begitu menggelora dan keinginan untuk mencapai syahid  di jalan Allah SWT, ia menyerang musuh tanpa sedikitpun rasa takut. Luka tikaman dan sayatan senjata tidak langsung menghentikan langkahnya untuk menghadang serangan kaum musyrikin. Sawad baru berhenti berjuang ketika kakinya tidak lagi mampu menyangga tubuhnya, tangannya tak lagi mampu  menggerakkan pedang akibat terlalu banyaknya luka-luka dan darah yang mengucur dari tubuhnya. Namun demikian mulutnya tampak tersenyum ketika tubuhnya roboh ketanah, karena ruhnya langsung disambut para malaikat yang langsung mengantarnya ke hadirat Allah SWT.

Terima kasih telah mengunjungi blog ini, jangan lupa like facebook kami:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menuju Alam Mimpi

Menuju Alam Mimpi karya Meliza Rahmi Putri Ku berjalan diatas jembatan layang yang kokoh Menuju terowongan mimpi Sembari ku injak tanah, pasir, kerikil Untuk memastikan apakah mimpi itu sudah  dekat Terlintas dibenakku Mimpi itu seperti gedung-gedung mewah di mana di dalamnya ada rumah mimpi, pintu mimpi, Jendela mimpi, serta irigasi dan pelabuhan mimpi Sebenarnya apa mimpi itu?? Seperti apa masa depan itu?? Apakah seperti waterpass?? Alat pengukur kestabilan alam nyata menuju alam mimpi Atau seperti theodolit?? Alat yang berfungsi untuk mengukur mimpi Semen! jangan kau plaster pikiranku dengan debumu, Tambang! Bisakah kau tunjukkan dimana mimpi itu berada?? Andai saja aku bisa menaiki menara itu, Menuju alam mimpiku Tapi apalah daya Aku sedang terperangkap dalam waduk tubuhku LIKE fanpage  IRMAS Channel